jam

Minggu, 02 Oktober 2016

Review Portal Berita: Detik.com & Liputan6.com



  • Detik.com

Dari segi tampilan diwarnai dominasi warna biru serta sangat ringkas, dan tertata rapi tata letaknya sehingga tidak membuat para pengguna tidak bingung. Namun kekurangannya banyak iklan-iklan yang muncul pada portal berita yang satu ini sehingga membuat lemot jika kita ingin mengaksesnya. Keistimewaannya adalah dalam hal kecepatan berita yang di publish, dalam beberapa detik bahkan menit pun berita baru telah ada di situs berita yang satu ini. Namun, kecepatan inilah yang membuat para pengguna merasa adanya informasi yang membingungkan, karena adanya informasi ganda yang dapat memunculkan pro dan kontra.
Dari segi konten, menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh pengguna. Namun, detik.com nampaknya selalu mengupdate berita dengan topik yang sama yang kontennya itu dari awal berita hingga update-an selanjutnya terdapat informasi yang selalu diulang-ulang. Mungkin dari segi positifnya adalah agar pembaca tidak lupa dengan berita yang sebelumnya, tapi jika dilihat dari segi negatifnya seakan-akan wartawan hanya “copy-paste” dan hanya menambahkan informasi tambahan yang sedikit.
Dari segi berita, detik.com sangat beragam menyajikan sebuah berita baik yang dapat dijangkau oleh remaja, orang dewasa dan orang tua. Seperti misalnya detik news, detik hot, detiksport, detikoto, detik food, detik health, dsb. Hal ini sangat berguna bagi pembaca  dan memudahkan pembaca untuk memiih berita apakah yang ingin dibacanya.
Sedangkan fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan oleh sang pengguna/pembaca yaitu, para pembaca dapat mengomentari berita tersebut dan dapat dibagikan ke sosial media yang lainnya seperti facebook, twitter, google+, dll. Ini sangat menarik dimana para pembaca dapat mengomentari suatu berita yang ada, karena dengan adanya fasilitas ini para pembaca dapat berkontribusi dalam meluruskan pemberitaan yang salah dan bebas perpendapatdi kolom komentar ini. 


  •  Liputan6.com

Dari segi tampilan, sangat simple dengan background putih dengan adanya tambahan warna orange. Tata letaknyaa pun tidak membingungkan bagi para pembacanya.
Dari segi konten, menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan bahasa yang digunakan pun ringan, namun terdapat istilah-istilah asing yang mengganggu untu para pembaca. Update-an berita yang ada di liputan6.com sangat sedikit namun informasi yang ada di dalam berita sangat mengandung nilai berita.
Dari segi berita, sangat menarik dan beraneka ragam sama halnya dengan Detik.com yaitu terdapat halaman utama yang diisi dengan berita-berita headline, News, Bisnis, Pilkada, ShowBiz, Bola, Tekno, Photo, Video, Otomotif, Properti, Lifestyle, Global, Citizen6. Namun yang membedakan adalah liputan6.com menyediakan kolom citizen6 yang artinya warga atau masyarakat biasa dapatikut berpartisipasi untuk menyampaikan berita. Uniknya, di setiap sub berita yang disajikan terdapat “trending topic” yang mana kita bisa melihat berita yang sedang hits/naik daun.
            Kelebihan-kelebihan yang lainnya adalah hampir sama dengan detik.com bahwa pembaca dapat berbagi artikel berita ke sosial media yang lainnya, seperti facebook, twitter, e-mail, google+, dll. Serta para pembaca pun juga bisa menyampaikan pendapatnya melalui kolom komentar yang ada di bagian bawah sebuah berita dan memberikan reaksi dengan emoticon yang dapat kita pilih seperti lucu, suka, sedih, marah kaget, aneh, takut, dan takjub.

Lunpia Amoy, Lunpia Anti-mainstream

SEMARANG – Lunpia. Siapa yang tidak kenal dengan makanan lezat yang satu ini. Makanan khas Semarang yang berbahan dasar dari rebung yang dibungkus dengan adonan kulit dari tepung gandum ini sangat terkenal baik di Kota Semarang sendiri maupun diluar daerah Jawa Tengah. Lunpia Amoy Jagalan yang berada di Jl. Jagalan nomor 70, merupakan salah satu sentra pembuatan lunpia di Semarang ini sangat berbeda dengan lunpia yang lain.
Ya, sesuai dengan namanya Amoy adalah suatu nama daerah di China, karena sang pencetus adanya lunpia ini berasal dari sana. Swan Neo (67), yang merupakan penerus dari mendiang ayahnya dalam usaha Lunpia Amoy ini tetap memegang teguh cita rasa khas peninggalan dari ayahnya semenjak 1930, yang berarti sudah 86 tahun sekarang. “Dulu ayah saya mulai berjualan dengan gerobak, belum seperti sekarang yang sudah di toko” ujar Ibu Swan Neo.
Apa bedanya?
Dari kulit lunpia yang dibuat secara turun-temurun, isinya yang berbeda dari lunpia yang lain yaitu terdapat potongan telur, udang, dan juga ada varian isi yang lain yaitu daging babi untuk pembeli yang ingin mengganti isinya tidak menggunakan rebung, bentuknya yang lebih kecil dari lunpia-lunpia yang ada di Semarang, serta cara penyajiannya terdapat dua macam jenis, yaitu lunpia basah dan kering dan resep-resepnya dibuat oleh sang pemiliknya sendiri. Namun, dari semua perbedaan yang ada diatas tidak mengubah cita rasa dari lunpia itu sendiri. Rasanya tetap lezat dan pas dengan ukuran yang tidak begitu besar.
Sebagai penambah cita rasa lunpia ini dapat dicocol dengan saus yang terbuat dari tepung kanji. Sausnya pun ada dua jenis, ada yang manis dan ada yang pedas, disesuaikan dengan selera pembeli. “Kulitnya saja dimakan tanpa digoreng sudah enak, apalagi rebungnya yang dicuci dan direbus berkali-kali agar bau pesingnya hilang. Jadi luar dalam dari lunpia ini dijamin enak” kata Ibu Swan Neo.
Cita rasa yang khas secara turun temurun ini lah yang tak menyurutkan pembeli untuk mencari dimana tempat Lunpia Amoy, walaupun tempatnya yang lumayan jauh dari pusat sentra lunpia yang berada di Jl. Mataram ini, selalu kebanjiran pembeli baik dari Kota Semarang maupun luar daerah Kota Semarang. Jangan khawatir, untuk harga per satu lunpia cukup dibandrol Rp 13.000,00. Harga yang sangat terjangkau dibandingkan dengan lunpia-lunpia lainnya yang ada di Semarang. Namun, bagi para pembeli yang berasal dari luar kota ingin membawakan Lunpia Amoy sebagai oleh-oleh disarankan untuk membeli lunpia yang basah, supaya awet hingga tujuan lalu tinggal digoreng jika sudah sampai tujuan.

Minggu, 04 September 2016

Mengkomunikasikan Hukum



Mengkomunikasikan Hukum
            SEMARANG- Keadilan hukum di Indonesia, akhir-akhir ini sedang “naik daun”. Kasus-kasus korupsi dan narkoba yang terjadi di pusat pemerintahan sedang ramai-ramainya dibicarakan di berbagai media.
            Hal ini dimanfaatkan oleh para mahasiswa dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Fakultas Hukum dan Komunikasi, khususnya program studi Ilmu Hukum, dalam acara Debat Hukum yang diadakan pada hari Jumat, 26 Agustus 2016. Karena, acara ini merupakan debat hukum, maka peserta debat pun hanya berasal dari program studi ilmu hukum, dimulai dari angkatan 2013, angkatan 2014, dan angkatan 2015.
            Materi debat pun beraneka ragam, mulai dari perkawinan sesama jenis, BPJS sebagai asuransi bagi masyarakat kecil, hukuman kebiri di Indonesia, Hukuman mati di Indonesia, dan lain-lain. Para mahasiswa yang menjadi peserta sangat antusias dalam menyampaikan opini-opini mereka. Tak lupa terdapat juri yang mendampingi acara debat hukum ini. Para juri berasal dari dosen-dosen program studi ilmu hukum dan ada juga dosen dari program studi ilmu komunikasi.
            Karena acara ini baru pertama kali diadakan, antusias dari mahasiswa-mahasiswa yang menonton pun masih sedikit. Hal ini masih wajar, dikarenakan ada beberapa mahasiswa diliburkan karena dosen sedang menjadi juri dalam debat hukum.
Debat hukum ini memiliki tujuan untuk memperkenalkan kepada mahasiswa baru, bahwa nantinya akan ada debat hukum seperti ini setiap tahunnya dan juga untuk mempromosikan diri kepada masyarakat bahwa mahasiswa-mahasiswa program studi Ilmu Hukum Universitas Katolik Soegijapranata merupakan mahasiswa yang aktif.

Kamis, 14 Februari 2013

Paris

Ini blog khusus yang suka sama paris, kumis, dan fashion yang ngetren cihuuuuy :p

Pengeeeen banget kesini, semoga ;;) amiiiiiin
 

 KUMIS KUMIS AND ONLY KUMIS!
 

tren fashion, i think its good for your style :) 
cool right? :D hohohoho